Debu - Debu Masa Lalu

Wa’ashri………
“demi masa…………………”

Saudaraku

Mari kita resapi penggalan kalimatullah nan agung diatas, adakah kita selalu sadar berapa banyak waktu yang tersia karena kelalaian kita, adakah kita termasuk yang merugi atau beruntung, renungkanlah apa yang disampaikan oleh Imam Syafi’i bahwasannya ayat diatas cukup menjadi peringatan bagi manusia, sehingga tidak perlu Allah menurunkan ayat lain sebagai peringatan.Tidak perlu..! jika kita mampu merenungkannya.

Saudaraku

Jaman berputar,hari demi hari berlalu, silih berganti tanpa ada yang kuasa satu pun makhluk melata dimuka bumi ini yang sanggup untuk sekedar jeda sejenak menguasai sang waktu.Tak seorangpun dan satupun yang mampu kecuali DIA sang kuasa segala-galanya, yang mampu mengatur waktu dengan segala kedigdayaanNya. Masa terus beredar mengintai kelalaian kita, menit yang terus berdentang menyalami kesibukan duniawi kita,detik yang terus menjerit, berteriak ditengah tulinya telinga pengejar kemewahan fana. Masa yang sering kita lalaikan dan yakin tak akan pernah kembali, waktu yang kita sia-siakan dan yakin tak akan tergantikan, ah saudaraku seandainya kita tahu pentingnya waktu mungkin kita tidak akan pernah melewatkannya sedetikpun, tidak akan saudaraku. Mungkin kita perlu bertanya kepada penumpang kereta api tentang waktu sedetik yang dia lalaikan ketika ketinggalan kereta api. 

Saudaraku

Alhamdulillah sudah sepantasnya kita bersyukur bahwa sang waktu masih kita jumpai disetiap detik helaan nafas dan denyut kehidupan nadi kita.Muharram tahun ini masih menyambangi dan menyapa mesra setiap alfa dan lalai kita, dan sudah saatnya kita bersihkan debu-debu lekat ditubuh kita. Sudah saatnya kita mengakui semua kesalahan kita dan sudah saatnya kita membebaskan diri dari jerat-jerat duniawi, keangkuhan diri dihadapan sang kuasa dan juga jerat nafsu kehinaan yang selalu diperturutkan, alangkah indahnya saudaraku jika kita semua mampu mengakuinya.

Saudaraku

Memang kita jarang menjadi sadar atau tersadarkan bahwa sebenarnya kita sedang menuju kepada titik klimaks dari kehidupan kita menuju kehidupan yang hakiki, dan kita juga jarang tersadarkan bahwa kebahagiaan yang sejati ada di kehidupan yang kekal yaitu alam akhirat, ah alangkah indahnya saudaraku jika kita dibangkitkan dalam keadaan beruntung dengan wajah bercahaya (abyadhu wujuhu) penuh kemenangan, tapi…!!! sauadaraku alangkah meruginya kita jika kita dibangkitkan dengan wajah hitam(taswaddu wujuhu) penuh noda maksiat, ah tidak saudaraku, semoga kita tidak merugi.

Saudaraku

Hidup adalah pilihan (al-khiyarah) dan juga rekayasa dari Allah (At-tadbiru Rabbani) dan setiap pilihan dalam kehidupan kita yang terlewati dalah rekayasa dari Allah SWT agar kita mengambil hikmah dan ibroh darinya. Di akhir kata ini, marilah sejenak kita renungkan lagi saudaraku, bahwa ketika Muharam datang menyapa kita, sekali lagi bukan hanya berganti masa memasuki tahun baru Hijriyah, tapi saatnya kita introspeksi diri sebagaimana ulama salafr selalu menganjurkan agar kita merenugkan setiap detik perjalanan kita ketika pergantian masa tiba. Dan tahukan kita para salafus shalih hampir setiap malam melakukan perenungan itu, hampir tiap malam saudaraku…! dan mereka selalu berkata ” Wahai diri, engkau habiskan waktu siangmu dengan maksiat kepada Allah, adakah amalan yang engkau siapkan untuk bekalan diwaktu esok yang kekal” saudaraku seyogyanya kita semua harus senantiasa merenungi nilai setiap hari dalam umur kita.Dan sekarang saatnya kita bersihkan diri kita dari noda dan debu-debu masa lalu untuk menapaki masa depan yang tersisa ini.


 (wallahu Alam)

0 Komentar:

Posting Komentar

 
Hak Cipta Oleh : © . ..DREAMS AND MEMORIES..
Thema Blog Oleh : BTDesigner · Sponsor Utama Blogger